Friday, July 16, 2010

Definisi Iman

DEFINISI IMAN

[ Dipersiapkan oleh Team Mu'allim LPMI ]

Disalin dari hp nya Mas Hamzah

Tinjauan Bahasa

Dikatakan amana-yu'minu-iimaanan ait tashdiiqu, jadi Iman itu berarti berarti pembenaran

Tinjauan Istilahi

Al Hafizh Ibnu Hajar Al 'Asqolaniy berkata, Iman menurut pengertian syar'iy adalah membenarkan apa-apa yang datang dari Allah, yang dibawa oleh Rasulullah shallalaahu ‘alayhi wa sallam. [Fathul Bari, I/46]

Sebagian ulama salaf berkata: Ia (iman) adalah keyakinan dalam hati, pengucapan dengan lisan dan pengamalan dengan anggota badan.

DISYAREATKANNYA IMAN

Katakanlah : Hai manusia sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah yang mempunyai kerajaan langit dan bumi, tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Dia. Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rosul-Nya, Nabi yang ummiy yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk. [Al A'raaf 158]

Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rosul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rosul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rosul-rosul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya. [An Nisaa' 136]

Rosulullah shallalaahu ‘alayhi wa sallam bersabda, "Aku perintahkan kalian untuk beriman kepada Allah wahdah." (HR.Bukhori Muslim)

HAKEKAT IMAN

Iman adalah asas diterimanya segala amal

Maka barangsiapa yang mengerjakan amal sholeh, sedang ia beriman , maka tidak ada pengingkaran terhadap amalan-amalan itu dan sesungguhnya kami menulis amalan itu untuknya. [Al Anbiyaa 94]

Dari Barro' radliyallaahu 'anhu telah datang kepada Rosulullah shallalaahu ‘alayhi wa sallam seseorang dengan perlengkapan perang yang lengkap, berkata, "Wahai Rosulullah, apakah aku harus maju perang atau harus masuk Islam?" Rasul menjawab, "Islamlah dulu lalu berperanglah." Maka ia masuk Islam kemudian berperang dan lalu terbunuh. Rosulullah shallalaahu ‘alayhi wa sallam berkata, "Ia sedikit beramal tetapi diberi pahala banyak." (HR. Bukhori Muslim)

Iman bukan hanya sekedar keyakinan.

Iman bukan hanya i'tiqod karena iblis juga yakin akan adanya Allah, namun Allah mensifatinya dengan kekafiran. sebab ia enggan untuk beramal, melaksanakan perintah Allah.

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam", maka sujudlah mereka kecuali iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. [Al Baqarah 34]

Maka Iman yang benar adalah Iman yang mencakup

1. I'tiqod yang tidak tercampuri keraguan
2. Amalan sebagai pembenaran I'tiqod.

Hasan Al-Bashriy berkata :

"Iman bukan sekedar angan-angan dan omong kosong, tetapi ia adalah yang mantap di dalam hati dan dibenarkan dengan amal."

Ibnu Al-Qoyyim menulis, "Hakekat iman terdiri dari perkataan dan perbuatan. Perkataan ada dua : perkataan hati yaitu i'tiqod dan perkataan lisan yaitu pengucapan kalimat Islam. Perbuatan (amal) juga terdiri dari dua : amal hati yaitu niat dan ikhlash-nya, dan amal jawarih. Apabila ke-empat hal ini hilang, maka hilanglah iman keseluruhannya, apabila pembenaran hati hilang, maka yang lain tidak lagi bermanfaat. Apabila amal hati tidak ada, sedangkan i'tiqod masih ada, maka Ahlus-Sunnah bersepakat akan hilangnya iman. Dan jika iman hilang dengan tiadanya amal hati, maka tidak dipungkiri lagi ia juga hilang dengan hilangnya amal jawarih yang terbesar (yaitu sholat), apalagi jika hal ini merupakan buah dari kosongnya kecintaan hati dan ketundukannya." [Ibnu Qoyyim Al-Jauziyah, Kitaabush-sholah wa hukmu Taarikuha, 22]

Iman haruslah utuh, Iman yang sepotong - potong tidak diterima oleh Allah Azza wa Jalla

Sesungguhnya orang yang kafir kepada Allah dan rosulNya dan bermaksud membedakan (antara keimanan kepada) Allah dan Rosul-rosulNya, dengan mengatakan, "Kami beriman kepada yang sebagian dan kami kafir terhadap sebagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) diantara yang demikian (iman atau kafir). Merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir itu siksaan yang menghinakan. [An Nisaa 151]

Apakah kamu beriman kepada sebagian kitab dan ingkar terhadap sebagian yang lain, Tiadalah balasan bagi yang berbuat demikian kecuali kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat. [Al Baqarah 85]

Iman bertambah dan berkurang.

Iman bertambah dengan mengerjakan perintah Allah dan berkurang dengan kemaksiatan,

...... dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Robb-nyalah mereka bertawakal. [Al Anfal 2]

Dan apabila diturunkan sesuatu surat (yang memerintahkan kepada orang munafiq itu), "Berimanlah kamu kepada Alloh dan berjihadlah beserta rasul-Nya", niscaya orang-orang yang sanggup diantara mereka meminta idzin kepadamu (untuk tidak berjihad) dan mereka berkata, "biarkanlah kami berada bersama orang-orang yang duduk." [At Taubah 86]

Dan diantara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi; maka jika ia memperoleh kebajikan tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia maupun diakherat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata. [Al Hajj 11]

Dari Ibn Mas'ud radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi shallalaahu ‘alayhi wa sallam bersabda, "Tidak ada seorang nabipun yang diutus oleh Allah kepada suatu umat sebelumku kecuali ia mempunyai pengikut atau shahabat dari umatnya yang mengambil sunnahnya dan mengikuti perintahnya. Lalu berlalulah setelah mereka generasi-generasi yang mengatakan apa yang tidak mereka kerjakan dan mengerjakan apa yang tidak diperintahkan. Maka, barangsiapa berjihad melawan mereka dengan tangannya maka dia adalah seorang yang beriman, barangsiapa berjihad melawan mereka dengan lisannya, dia adalah seorang yang beriman, barangsiapa yang berjihad melawan mereka dengan hatinya, maka dia adalah seorang yang beriman, dan setelah itu tidak ada Iman walaupun sebiji sawi. (HR. Muslim)